Senin, 12 Maret 2012

Dakwah pada Era Modern


BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
            Pergulatan pemikiran di lembaga dakwah adalah hal biasa. Konteks sosial dan politik serta perubahan di sekeliling gerakan dakwah itu sering mewarnai berbagai pandangan yang muncul.Oleh karenaitu, sebuah pemikiran  seyogyanya bias ditempatkan dalam horison yang lebih luas supaya bias menempatkannya dalam kerangka dinamika dakwah umat Islam di muka bumi. Jika kajian gerakan itu ditarik kearah yang lebih sempit dan terisolasi dari ruang sejarah yang bermunculan di sekitarnya, sulit bisa melahirkan sebuah gerakan yang kontekstual.
Dengan kata lain, gerakan dakwah itu tidak lepas dari determinasi waktu. Namun demikian nilai-nilai sebuah gerakan karena sosialisasi yang luas dan terbuka mungkin muncul pada waktu dan tempat yang berbeda.Oleh karena itu untuk melihat sebuah gerakan dan aksi pemikiran yang merupakan aktualisasi dari tafsiran sebuah nilai normative perlu dilihat pula perjalanan sejarah gerakan yang mengangkat Islam di muka bumi.Pemihakan yang berlebihan terhadap sebuah gerakan yang tidak lepas dari kontinue waktu akan menyebabkan mandeknya berpikir dan pengkultusan sehingga suatu saat tidak tahan lagi terhadap arus perubahan zaman.
B. Pembahasan
            Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan permasalahanyaitu :
v  Bagaimana dakwah di eraglobalisasi menurut Al-Qur’an SuratAl-Mumtahana ayat 8-9 dan Surat Al-Hujurat ayat13 ?




BAB II
PEMBAHASAN
Dakwah di eraglobalisasi menurut Al-Qur’an
            Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkumsegala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia.[1]
            Dakwah merupakan kegiatan yang bersifa tmenyeruh, mengajak dan memanggil.[2] Jadi dakwah di eraglobalisasi ini merupakan bentuk kegiatan mengajak, menyeruh dan memanggil masyarakat untuk menyatudengan dunia terutama mengenai iptek dan media komunikasi masa, dalam tatanan kehidupan seluruh umat manusia.
1. Dakwah di eraglobalisasi menurutSuratAl-Mumtahana ayat 8-9
Ø  Tidak menjadikan perbedaan agama sebagai alatdiskriminatif
Diskriminatif dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan terhadap individu secara berbeda dengan didasarkan pada gender, ras, agama, umur, atau karakteritik yang lain. Menurut dakwah di era globalisasi sesuai dengan surat Al-Mumtahanayaitu  :
žw â/ä38yg÷Ytƒ ª!$# Ç`tã tûïÏ%©!$# öNs9 öNä.qè=ÏG»s)ムÎû ÈûïÏd9$# óOs9ur /ä.qã_̍øƒä `ÏiB öNä.̍»tƒÏŠ br& óOèdrŽy9s? (#þqäÜÅ¡ø)è?ur öNÍköŽs9Î) 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÏÜÅ¡ø)ßJø9$# ÇÑÈ   $yJ¯RÎ) ãNä39pk÷]tƒ ª!$# Ç`tã tûïÏ%©!$# öNä.qè=tG»s% Îû ÈûïÏd9$# Oà2qã_t÷zr&ur `ÏiB öNä.̍»tƒÏŠ (#rãyg»sßur #n?tã öNä3Å_#t÷zÎ) br& öNèdöq©9uqs? 4 `tBur öNçl°;uqtFtƒ šÍ´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqßJÎ=»©à9$# ÇÒÈ  


Artinya :
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlakuadil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.”  (QS. Al Mumtahanah :8-9)[3]
v  Kosakata
Penafsiran kosakata
OèdrŽy9s?(#þbr&: Antabarruhum : berbuat baik kepada qäÜÅ¡ø)è?: Tuqsituu : berlaku adil
(#rãyg»sßur: wazhaharuu : mereka membantu (orang lain) untuk mengusirkamu
`tBuröNçl°;uqtFtƒ : waman yatawallahum : menjadikan mereka sebagai pelindung dan penolong- penolong
v  Munasabah
Allah SWT memerintahkan untuk hambanya (orang-orang mukmin) untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiadak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu. Ketika Allah SWT memerintahkan kaum muslimin untuk tidak menjadikan orang-orang musyrik sebagai pelindung atau penolong.

v  AsbabunNuzul
Seorang musyrik yang bernama Qahlah binti Abdul Uzza memberikan hadiah kepada Asma binti Abu Bakar namun Asma menolak menerima hadiah tersebut, sehingga hadiah itu diberikan kepada Aisyah dan Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW maka Allah SWT menurunkan ayat ini. Hadist ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Ibnu jarir dan dibenarkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adzhabi.[4]

Berkata Ibn Zaid tentang ayat 8 ini, yaitu di bolehkannya kaum muslimin untuk tidak memusuhi dan saling menyayangi terhadap orang-orang kafir pada permulaan islam dan tidak memerangi mereka, kemudian ayat ini dihapus hukumnya. Hal senada juga dikatakan oleh Qatadah ini di hapus hukumnya oleh ayat yang terdapat dalam surat At-Taubah ayat 5 yang berbunyi[5] :
#sŒÎ*sù yn=|¡S$# ãåkô­F{$# ãPãçtø:$# (#qè=çGø%$$sù tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# ß]øym óOèdqßJ?y`ur óOèdrääzur öNèdrçŽÝÇôm$#ur (#rßãèø%$#ur öNßgs9 ¨@à2 7|¹ósD 4 bÎ*sù (#qç/$s? (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨9$# (#q=yÜsù öNßgn=Î;y 4 ¨bÎ) ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÎÈ  
Artinya :
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu[630], Maka bunuhlah orang-orang musyrik ini dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikansholat dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan[631]. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[630] Yang dimaksud dengan bulan Haram disini Ialah: masa 4 bulan yang diberi tangguh kepada kamu musyrikin itu, Yaitu mulai tanggal 10 Zulhijjah (hari turunnya ayat ini) sampai dengan 10 Rabi'ulakhir.
[631] Maksudnya: terjamin keamanan mereka.
2. Dakwah di eraglobalisasi menurut Surat Al-Hujurat ayat 13
Ø  Saling memahami latar belakang budaya dan bangsa
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  
Artinya :
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.[6]

v  Kosakata
$\/qãèä©: Syuuban : perkumpulan atau komplek yang besar[7]
Ÿ@ͬ!$t7s%: Qobaaila : Kabillah, suku[8]
v  Munasabah
Dalam ayat ini Allah menjelaskan penciptaan manusia bersuku-suku, berbangsa-bangsa agar satu sama lain saling kenal mengenal dan setiap manusia sama di sisi Allah dan kelebihan pada orang-orang yang bertaqwa.
v  AsbabunNuzul
Ayat ini turun kepada Abu Hindun yaitu wanita dari bani Bayado yang di perintahkan oleh Rasulullah SAW untuk menikahi Abu Hindun, kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah SAW, apakah kamu menikahi perempuan-perempuan dan budak-budakdari suku kami ? maka Allah SWT menurunkan ayat ini. Az- Zuhri berkata ayat ini kusus diturunkan kepada Abu Hindun.[9]
Berkata Al-Qurtubi : Allah SWT menciptakan makhluk dari golongan laki-laki dan perempuan sebagaimana di awal-awal surat An-Nisa dan seandainya Allah SWT menginginkan penciptaan manusia tidak dari keduanya laki-laki dan perempuan seperti penciptaan Adam atau penciptaan manusia tanpa Ayah seperti Nabi Isa As atau tanpa perempuan seperti penciptaan Hawa.[10]
Allah menciptakan satu jiwa dan diciptakan darinya pasangan mereka berdua adalah Adam dan Hawa dan Allah menjadikan manusia berbangsa-bangsa bersuku-suku dan sebagainya.
            Memuliakan manusia karena agama yaitu ketaatan kepada Allah SWT dan mengikuti petunjuk Rasulullah SAW. Allah memuliakan mereka, bahwasanya yang mulia disisi mereka adalah At-Taqwa maha mengetahui kalian dan mengenal tentang urusan-urusan kalian maka Allah memberi Hidayah kepada siapa yang dia kehendaki dan menyesatkan kepada siapa yang di kehendaki, menyayangisiapa yang di kehendaki, danmemuliakansiapa yang di kehendaki.[11]







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia
Dakwah merupakan kegiatan yang bersifat menyeruh, mengajak dan memanggil. Jadi dakwah di eraglobalisasi ini merupakan bentuk kegiatan mengajak, menyeruh dan memanggil masyarakat untuk menyatu dengan dunia terutama mengenai iptek dan media komunikasi masa, dalam tatanan kehidupan seluruh umat manusia.













DAFTAR PUSTAKA
Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad Al-Ansari Al-Qutubi, Aljamil Lil Ahqam Al-Qur’an, Tafsir al-Qutubi, Bairut :darurkitab Al-Arabi. Jlid17, 2009

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya :PustakaProgressif ; Cet XXV

Asy Syaukani, Tafsir Fathul Qadir, Beirut :Darul Alwafa ; Cet III. 2005

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung : CV Penerbit J-ART, 2004

Ibnu katsir, Tafsir Ibnu Katsir (Umdatul Attafsir ), Beirut : Darul Al-WafaCet VIII, 2007

Kumpulan makalah, Ayat-Ayat Dakwah, Pola Pendekatan Dakwah



                [1]Diakses di http://mustofasmp2.wordpress.com, Pengertian  Globalisasi,
05-01-2012, pukul 22.00 WIT
                [2]Kumpulan makalah, Ayat-Ayat Dakwah, Pola Pendekatan Dakwah
                [3]Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : CV Penerbit J-ART, 2004) h.550
[4]Asy Syaukani, Tafsir Fathul Qadir, (Beirut : Darul Alwafa ; Cet III. 2005) h. 285
[5]Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad Al-Ansari Al-Qutubi, Aljamil Lil Ahqam Al-Qur’an, (Tafsir al-Qutubi, Bairut :darur kitab Al-Arabi. Jlid 17, 2009) h. 53-54
[6]Ibid, h. 517
[7]Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir  Arab-Indonesia  Terlengkap, (Surabaya : Pustaka Progressif ; Cet XXV,) h. 723
[8]Ibid, h. 1088
[9]Opcit, h. 292
[10]Opcit, h. 262
[11]Ibnu katsir, Tafsir Ibnu Katsir (Umdatul Attafsir ), (Beirut : Darul Al-Wafa Cet ;VIII, 2007) h.320